SPW – Kali ini saya ingin membahas buku karya Leo Baubata dengan judul The Power of Less. Buku ini membahas sesuatu yang lebih penting dalam hidupmu untuk meningkatkan produktivitas atas apa yang sedang kamu kerjakan.
Langsung Beli Buku Di Sini – https://singgihpanduwicaksono.com/product/the-power-of-less/
Apakah kamu pernah merasa terlalu banyak gangguan dalam hidupmu? Ketika kamu sedang mencoba menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan, sepertinya sulit sekali untuk fokus. Tenang, kamu tidak sendiri. Di era sekarang, kita hidup dengan penuh gangguan. Mulai dari notifikasi handphone yang tidak pernah berhenti, hingga dorongan untuk membuka media sosial dan browsing internet.
Leo ingin mengajak kita berpikir dengan cara lain, yaitu dengan membatasi diri ke sesuatu yang kamu miliki sekarang, sehingga kamu bisa lebih fokus bekerja lebih sedikit namun pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik.
Saya merangkum dari buku The Power Less menjadi tiga pola pikir mental penting yang harus kamu miliki.
Langsung Beli Buku Di Sini – https://singgihpanduwicaksono.com/product/the-power-of-less/
Pertama, Hidup dengan Membatasi Diri
Di era modern saat ini, kita terbiasa dituntut untuk memberikan respon dengan sangat cepat. Kita berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas atau masalah yang datang menghampiri. Lebih banyak dan cepat berarti lebih baik, namun apakah benar?
Kondisi ini malah membuat kita lelah dan mengalami tekanan, yang berakibat pada kondisi stres. Bagaimana kalau kita menjalani hidup dengan lebih simpel? Menjalani kehidupan dengan simpel, maksudnya adalah kita mampu memilih hal apa yang harus kita perhatikan dan lupakan sisanya.
Sehari semua orang memiliki waktu yang sama. Waktu yang sama itu juga terbatas untuk beberapa bagian penting hidup kita. Namun coba kita perhatikan dengan seksama, orang pertama yang jarang sekali lembur dan orang kedua yang seakan-akan pekerjaannya tidak ada habisnya.
Nah, apa yang membedakan kedua orang tersebut? Ternyata orang pertama mampu memilih untuk menghabiskan waktu pada kegiatan yang paling penting, sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal.
Prioritas ini membuat mereka mampu membatasi diri. Ada hal yang paradoks dari membatasi diri. Apakah kamu tahu ketika membatasi diri, malah hal ini membuat kita memiliki kekuatan untuk memilih?
Contoh sederhananya begini. Kamu membuat anggaran maksimum untuk belanja bulanan. Batas ini membuat keputusan belanja lebih terarah dan akan melindungi diri dari kesulitan keuangan di masa depan. Batas ini membuat kita punya pilihan untuk memilih dengan sadar. Barang apa yang harus kita beli dan pada akhirnya berdampak positif dalam hidup kita. Ini baru satu hal, coba teknik membatasi diri ini kita terapkan di area lain. Kita pasti banyak melihat hasil positif dari kegiatan ini.
Saya tahu kebanyakan dari kita adalah orang yang ambisius. Kita ingin menghasilkan banyak hal dalam hidup. Di kepala kita tentu saja banyak ide dan harapan yang ingin segera diwujudkan menjadi kenyataan. Namun sayang, realitanya tidak seperti itu. Otak kita hanya mampu benar-benar fokus pada satu hal saja. Jadi, ketika kita melakukan multi-tasking, bukannya membagi fokus ke banyak hal dalam waktu bersamaan, namun yang sebenarnya terjadi adalah fokus kamu berpindah dengan cepat dari satu hal ke lainnya.
Perpindahan ini bukannya efektif, namun memberikan efek negatifnya yang mengakibatkan otakmu menjadi lebih mudah lelah, karena setiap kali otakmu diharuskan berpindah fokus dengan cepat. Saat perpindahan otak perlu waktu untuk memproses informasi yang ada, sehingga otakmu bisa bekerja dengan optimal.
Kedua, Cara Efektif Membuat Kebiasaan
Ada aturan emas apabila kamu ingin sukses. Jangan mencoba untuk memulai banyak kebiasaan sekaligus, karena kecil peluang untukmu berhasil. Apakah kamu pernah membuat resolusi tahunan? Lalu kamu berkomitmen bahwa hidupmu harus berubah total. Mulai menjalani gaya hidup sehat, rutin membaca buku, belajar keahlian baru, berolahraga rutin 75 menit per minggu, dan sebagainya.
Awalnya, kamu pasti semangat menjalaninya, namun beberapa minggu berjalan, kamu baru sadar bahwa pada dasarnya orang sulit untuk berubah dan akhirnya kamu kembali pada kebiasaan lamamu yang buruk.
Itulah mengapa, Leo memberikan saran untuk mengambil jalan yang berbeda. Jalan yang lebih sedikit. Dia menyarankan untuk memulai dengan menjalankan satu kebiasaan dulu sedikit demi sedikit. Tanpa sadar, dalam setahun kamu sudah jauh berjalan dan berubah total.
Ada alasan utama kenapa kita tidak disarankan untuk memulai banyak kebiasaan sekaligus. Ketika kita memulainya, maka kita membutuhkan kemauan keras atau biasa dikenal dengan istilah psikologi Will-Power. Namun, energi ini terbatas dan tidak selalu bisa kita andalkan. Itulah kenapa orang sulit untuk mengubah kebiasaan lama menjadi baru.
Tips lain untuk memulai kebiasaan baru adalah mulailah dari kegiatan atau aktivitas yang paling mudah. Misalnya, rutin memulai push-up tiap bangun pagi, atau minum satu gelas air mineral setiap bangun pagi. Mulailah dengan 1 kali push-up setiap pagi. Buatlah semudah mungkin, sehingga kamu tidak mungkin gagal melakukannya. Kegiatan ini membuat dirimu terbiasa melakukannya dan membentuk kepercayaan diri sehingga siap mengambil tantangan yang lebih besar di masa depan untuk hasil yang lebih baik.
Selanjutnya, setelah kamu rutin dan terbiasa melakukan satu kebiasaan kecil, maka perlahan-lahan kamu bisa meningkatkan level tantangannya. Misalnya hari ini satu kali push-up setiap pagi. Kemudian minggu depan kamu menambah menjadi dua kali push-up setiap paginya. Hal ini, menciptkan sebuah momentum, sehingga sebuah kebiasaan akan lebih mudah untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Ketiga, Daftar Prioritas Pekerjaan
Setiap orang punya waktu yang terbatas, namun durasi dalam mengerjakan sebuah tugas atau proyek berbeda-beda. Ada kalanya kamu sangat sibuk, tapi di waktu lain justru punya banyak waktu luang.
Untuk meningkatkan produktivitas, kamu dapat membuat daftar Most Important Task (MIT) atau daftar tugas yang paling penting. Daftar MIT tidak boleh banyak, hanya berisi 2-3 tugas saja. Jadi, kamu bisa menyelesaikan 2-3 saja tugas di hari itu. Daftar MIT akan menjadi pedoman dalam target harian yang harus diselesaikan. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika ada pekerjaan lain yang kamu selesaikan, maka bisa dianggap bonus. Hal ini akan membantumu dan membuat target pekerjaan lebih terarah serta semua prioritas kerjamu dapat selesai dengan baik.
Ada tips produktivitas lain yang cukup menarik. Leo menyarankan kita untuk menggabungkan pekerjaan yang sama sekaligus untuk membuat fokus tetap terjaga. Tadi diawal saya sempat membahas, kalau kerja otak kita adalah single focus dan ketika fokus kita berpindah, maka otak kita terdistraksi sehingga butuh waktu untuk fokus kembali. Nah, tips ini berfungsi untuk meminimalisir pergantian fokus. Jadi, ketika kita menggabungkan pekerjaan yang mirip di waktu tertentu, maka kita bisa mengerjakannya sekaligus semuanya.
Contohnya begini, pasti bagi pegawai kantoran, mengecek email rutin adalah hal yang normal. Namun apabila setiap lima menit kita cek, justru tidak produktif. Bagaimana kalau kamu membuat jadwal untuk mengecek email? Misalnya setiap jam 9 pagi dan 15 sore. Jadi kamu meluangkan waktumu untuk 10-15 menit hanya untuk mengecek dan membalasnya. Dengan begitu, selama seharian bekerja, kamu bisa fokus pada hal yang paling penting dulu.
Coba bayangkan seperti ini!
Lebih efektif mana, kamu belanja kebutuhan operasional kantor sebulan sekaligus dengan belanja dua hari sekali hanya untuk berbelanja? Tentu saja lebih efektif ketika kamu bisa belanja bulanan sekali dibandingkan dua hari sekali.
Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, kita perlu membatasi diri dan hanya mengerjakan hal-hal yang benar-benar penting. Karena pada dasarnya, kamu tidak akan mampu menyelesaikan tugas dengan tuntas apabila kamu mengerjakannya sekaligus.
Langsung Beli Buku Di Sini – https://singgihpanduwicaksono.com/product/the-power-of-less/
Semoga bermanfaat. Bagi kamu yang telah selesai membaca artikel ini, sebagai bentuk dukungan agar artikelnya terus-menerus mengalami pembaharuan, tolong meninggalkan komentarnya. Terima kasih.