Mindset (Pola Pikir) Pebisnis Sukses

Advertisements

SPW – Dalam menjalani hidup, kita akan menemui berbagai permainan yang berbeda. Kali ini saya akan membahas buku dengan judul The Infinite Game karya Simon Sinek. Buku ini membahas pola pikir yang harus kita miliki dalam menjalani hidup.

Simon menjelaskan kalau pada dasarnya ada dua tipe permainan, yaitu permainan terbatas (Finite Game) dan permainan tanpa ujung (Infinite Game). Permainan terbatas seperti sepakbola, catur, tenis, badminton, basket, voli, dan lain sebagainya. Kita tahu siapa pemainnya dan tahu aturan permainannya serta awal dan akhirnya. Permainan terbatas dapat dengan mudah dibedakan.

Namun berbeda dengan permainan tanpa ujung, seperti bisnis, karir, dan sebagainya. Aturan permainan tanpa ujung tidak diberitahu secara gamblang. Tidak ada yang tahu siapa pemenang dan yang kalah. Namun yang ada hanya berada di depan dan di belakang atau di atas dan di bawah.

Lalu mungkin kita bertanya, bagaimana kita memenangkan permainan tanpa ujung? Dalam bermain permainan tanpa ujung, kita juga harus memiliki mindset (pola pikir) yang berbeda. Simon menyebutnya, Infinite Mindset (pola pikir tanpa batas) dan saya merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini.

Pertama, Memiliki Infinite Mindset Game

Pada Januari 1968, pasukan dari Vietnam Utara dan Vietkong melakukan kampanye militer terbesar dengan Amerika Serikat. Perang ini dikenal dengan perang Vietnam. Disetiap pertempuran, Amerika Serikat selalu menang dan Vietnam Utara mengalami banyak korban jiwa. Selama bulan Januari hingga Agustus, Vietnam Utara telah kehilangan lebih 100.000 tentaranya.

Walaupun begitu diakhir perang, Amerika Serikat yang mundur. Jadi Amerika Serikat selalu menang di setiap pertempuran, tapi kalah perang. Nah, kenapa hal ini bisa terjadi? Simon menjelaskan fenomena ini karena Amerika Serikat dan Vietnam punya mindset yang berbeda.

Amerika Serikat punya Finite Mindset sedangkan Vietnam punya Infinite Mindset. Bagi rakyat Vietnam, tujuan mereka bukan untuk mengalahkan Amerika Serikat, tapi menjadi yang terakhir bertahan. Pola pikir ini sulit sekali dipahami banyak orang.

Kita menggunakan finite mindset dalam Infinite Game. Contohnya Amerikat Serikat dalam perang Vietnam, mereka bukan berpikir yang paling terakhir bertahan, tapi bagaimana memenangkan pertarungan. Padahal perang adalah infinite game. Tidak ada yang pasti dan tidak ada ujungnya. Permainan hanya akan berhenti ketika ada salah satu pihak kehilangan semangat dan sumber daya untuk terus bermain.

Simon memberikan fakta yang menarik. Bisnis bukan seperti permainan dengan aturan dan akhir yang jelas. Bisnis adalah permainan tanpa ujung dimana sebuah organisasi harus bisa bertahan selama mungkin di dalam permainan.

Oleh karena itu, Simon merasa tidak relevan apabila banyak pemimpin di perusahaan besar mengklaim dirinya pemenang bisnis atau yang nomor satu (Number One). Ketika menjadi pemenang bisnis, pasti ada pihak yang kalah. Padahal semua itu tidak ada yang pasti karena merupakan bagian dari perjalanan, bukan sebuah akhir.

Banyak perusahaan terlalu fokus pada keuntungan jangka pendek, seperti bulan depan berapa besar profitnya. Padahal pemimpin dalam sebuah perusahaan harus melihat dalam cakrawala yang lebih jauh. Bagaimana bisnisnya bisa bertahan dalam puluhan dekade berikutnya.

Kedua, Infinite Game dalam Bisnis

Ketika Apple meluncurkan IPod, Microsoft membalasnya dengan Zune yang mirip dengan IPod. Saat itu, Microsoft terobsesi dengan Apple. Namun Apple di bawah kepemimpinan Steve Jobs pada masa itu punya Infinite Mindset. Apple tidak berkompetisi dengan Microsoft, tapi Apple berfikir untuk masa depan.

Setahun kemudian setelah Zune diluncurkan. Apple meluncurkan Smartphone dan membuat Zune serta IPod tidak relevan lagi. Inilah yang membedakan orang yang memiliki Infinite Mindset dengan Finite Mindset. Orang yang memiliki infinite mindset melihat dunia dengan kemungkinan tanpa batas.

Bermain dengan finite mindset dalam infinite game seperti di dunia bisnis akan membuat perusahaan mengambil keputusan yang merugikan masa depannya.Perusahaan dengan finite mindset fokus bagaimana triwulan atau semester depan harus untung. Mereka menciptakan produk untuk jangka pendek. Pola pikir ini juga membuat perusahaan memotong biaya secara ekstream. Misalnya pengurangan karyawan, pemotongan anggaran untuk inovasi, dan sebagainya.

Advertisements

Perusahaan melakukan apapun yang penting laporan keuangan kuartal dan tahunannya bagus. Namun dalam jangka panjang perusahaan tersebut bisa kalah dalam permainan. Kita harus menyadari kalau kita hidup dalam kondisi VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous) artinya kondisi yang mudah berubah, tidak pasti, rumit, dan ambigu. Oleh karena itu, kita harus siap dengan mindset yang berbeda.

Dalam infinite game ada dua hal yang paling penting, yaitu semangat dan sumber daya. Sumber daya berupa uang biasanya berasal dari investor dan pelanggan sedangkan semangat adalah motivasi di dalam sebuah organisasi.

Dalam kondisi sulit, pemimpin dengan finite mindset melihat karyawan sebagai beban dan memprioritaskan keuntungan jangka pendek. Namun pemimpin dengan infinite mindset melihat dengan cara yang berbeda.

Victorinox adalah perusahaan yang memproduksi pisau Swiss Army yang terkenal. Namun setelah kejadian 9 September 2011 bisnisnya langsung merosot karena pisau dilarang dibawa ke pesawat. Orang berhenti membawa pisau kemana-mana lagi. Padahal dulu pisau Swiss Army sering dijadikan kado untuk orang yang pensiun atau kelulusan.

Dikondisi yang sulit, Victorinox mengambil langkah yang berbeda. Mereka tidak memecat karyawan satu pun, namun melakukan hal yang tidak terduga yaitu meningkatkan anggaran inovasi produk dan menginspirasi karyawan mereka untuk meningkatkan merk Victorinox di pasar yang baru.

Ada alasan mengapa Victorinox bisa melakukan hal ini. Ketika bisnisnya berjalan dengan baik, Victorinox mempersiapkan dana darurat untuk waktu sulit yang tidak bisa diprediksi. CEO-nya menyampaikan jika kita melihat sejarah, kejadian buruk pasti terjadi. Oleh karena itu, kami tidak berpikir dalam triwulan, akan tetapi kami berpikir hingga generasi masa depan.

Ketiga, Cara Menerapkan Infinite Mindset

Simon memberikan tips, bagaimana seseorang pemimpin bisa menerapkan infinite mindset:

1. Just Cause, ini lebih dari apa tujuan kamu. Just Cause adalah sebuah visi yang jelas terkait masa depan yang belum muncul. Masa depan ini sangat menarik hingga mendorong karyawan dalam organisasi tersebut berani mengorbankan sesuatu demi mencapainya. Hal ini bisa berarti mengambil lembur, mengambil perjalanan bisnis lebih sering, atau menolak tawaran yang lebih menarik dari perusahaan lain.

2. Trusting Teams, fokusnya bukan hanya membuat setiap orang bekerjasama dalam sebuah tim, tapi mereka mempercayai satu sama lain. Ini dua hal yang berbeda. Percaya adalah sebuah perasaan dan butuh waktu agar perasaan itu dapat tumbuh dan membuat masing-masing anggota tim merasa aman dalam timnya.

3. Worthy Rival, dalam permainan tanpa ujung seperti dunia bisnis, kita seharusnya memperlakukan kompetitor dengan hormat. tapi kesuksesan dan kegagalan kita tidak bergantung oleh mereka. Kompetitor kita berkontribusi mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Entah itu dari segi produk, pelayanan, pemasaran, dan sebagainya.

4. Existential Flexibility, ada saatnya kita harus berani untuk memutuskan berubah, apabila yang kita lakukan tidak sesuai lagi dengan just cause kita. Contohnya dalam kasus ini adalah Walt Disney. Pada tahun 1937, Walt berhasil meluncurkan Snow White dan sukses besar. Namun kesuksesan ini membuat fokus perusahaannya berubah, dari idealisnya Walt kemudian menjadi fokus menghasilkan keuntungan. Ini membuat Walt merasa Disney tidak sesuai dengan visinya. Dia lalu memutuskan untuk keluar, dan setelah 15 tahun Snow White diluncurkan dia masih ingat just cause-nya, yaitu membuat orang bisa lari sejenak dari kepenatan hidup. Itulah yang membuat Walt menciptakan Disney Land. Walt ingin Disney Land menjadi tempat paling bahagia di dunia. Dimana orang dewasa dan anak-anak bisa merasakan keindahan hidup dan merasa lebih baik setelahnya.

5. Courage to Lead, memimpin butuh keberanian. Apakah seorang pemimpin berani fokus untuk jangka panjang dari pada keuntungan setiap triwulan atau semester. Apalagi ditengah banyak tekanan seperti dari pemegang saham. Ini tidak mudah, namun sebagai seorang pemimpin perlu berani mengambil resiko terukur agar perusahaannya bisa bertahan dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Permainan yang berbeda butuh mindset yang berbeda. Dipermainan tanpa ujung seperti kehidupan tidak ada yang kalah maupun menang. Akan tetapi yang ada hanya di depan dan di belakang, atau di bawah dan di atas.



Semoga bermanfaat. Bagi kamu yang telah selesai membaca artikel ini, sebagai bentuk dukungan agar artikelnya terus-menerus mengalami pembaharuan, tolong meninggalkan komentarnya. Terima kasih.

Advertisements
Lulusan Psikologi. Instruktur materi ajar terkait Improvement & People Development. Penulis resmi Personal Blog Singgih Pandu Wicaksono. Hobi membaca, menulis, dan berolahraga. 10 tahun berpengalaman di bidang Human Capital dan saat ini berposisi sebagai Head of Human Capital di Perusahaan Alat Berat Nasional yang bergerak pada Minning (Pertambangan).

Related Posts

Cara Menerapkan Kebiasan Baik Menjadi Lebih Mudah

Advertisements SPW – Hidup sukses bukan berasal dari hal besar yang kita lakukan, namun dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten. Kali ini saya membahas buku Tiny…

Tenang, Insya Allah Selalu Ada Jalan

Advertisements SPW – Di dunia ini saya akan menang atau saya akan belajar, tapi saya tidak akan pernah kalah. Kali ini saya akan membahas buku yang berjudul…

Cara Membentuk Budaya Perusahaan Efektif

Advertisements SPW – Banyak orang bilang kalau budaya perusahaan itu penting, tapi apakah kamu tahu apa artinya? Kali ini saya mengulas buku yang berjudul What You Do…

The Psychology of Selling

Advertisements SPW – Menjadi jago jualan perlu memiliki mindset yang tepat dulu sebelum berjualan. Kali ini saya akan membahas buku berjudul The Psychology of Selling karya Brian…

Rencana Singkat Disisa Hidupmu

Advertisements SPW – Kadang dalam hidup kita tidak selalu mendapatkan pilihan yang bagus, yang jauh lebih penting adalah melakukan hal terbaik dari pilihan apapun yang didapatkan. Kali…

Berpikir Berbeda – Kreatif dan Inovatif

Advertisements SPW – Menjadi original tidak perlu menjadi yang pertama, tetapi menjadi yang berbeda dan lebih baik. Kali ini saya akan membahas buku yang berjudul Originals karya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *